Dosimetri adalah ilmu yg mempelajari berbagai
besaran dan satuan dosis radiasi.
a. Dosis
Serap
Dosis serap
adalah energi rata-rata yang diserap bahan per satuan massa bahan tersebut.
Satuan dosis serap adalah joule/kg atau gray (Gy) . Secara
sistematis, dosis serap (D) dirumuskan dengan :
D
= dE/dm
Keterangan :
dE = energi yg diserap
dm = massa bahan
Jika dE dalam Joule (J)
dan dm dalam kilogram (Kg), maka satuan dari D adalah J.Kg-1.
Dalam system SI besaran dosis serap diberi satuan khusus, yaitu Gray dan
disingkat Gy, dimana :
1 Gy = 1 J.Kg-1
Sebelum
satuan SI digunakan, dosis serap diberi satuan erg/gr, dan diberi
nama satuan khusus rad (radiation absorbed dose),
dimana 1 rad setara dengan 100 erg/gr. Dari kedua
satuan dosis serap tersebut diperoleh hubungan sebagai berikut :
1 rad = 100 erg/gr
1 rad = 10-2 J.Kg-1
1 rad = 10-2 Gy
atau 1 Gy = 100 rad
Dalam
proteksi radiasi, dosis serap merupakan besaran dasar. Turunan dosis serap
terhadap waktu disebut laju dosis serap dan dirumuskan dengan persamaan:
D = dD/dt
Laju
dosis serap mempunyai satuan
dosis serap persatuan waktu. Dalam system SI, laju dosis serap dinyatakan dalam
Gy.s-1.
b. Dosis Ekuivalen (H)
Dosis ekuivalen merupakan perkalian
dosis serap dan faktor bobot radiasi. Faktor bobot radiasi adalah besaran yang
merupakan kuantisasi radiasi untuk menimbulkan kerusakan pada
jaringan/organ.
Dosis ekuivalen pada
prinsipnya adalah dosis serap yang telah diterima dikalikan dengan faktor
bobotnya. Faktor bobot radiasi ini dikaitkan dengan kemampuan radiasi dalam
membentuk pasangan ion persatuan panjang lintasan. Semakin banyak pasangan ion
yang dapat dibentuk persatuan panjang lintasan, semakin besar pula nilai bobot
radiasi itu. Dosis ekuivalen dalam organ T yang menerima
penyinaran radiasi R (HT.R) ditentukan
melalui persamaan:
HT.R = wR .
DT.R
Dengan :
HT.R = dosis
ekuivalen (Sv)
DT.R = dosis serap yang dirata-rata
untuk daerah organ atau jaringan T yang
menerima radiasi R
(Gy)
wR = faktor
bobot dari radiasi R
ICRP melalui Publikasi ICRP Nomor 60 Tahun 1990
menerapkan nilai wR berdasarkan pada jenis dan energy
radiasi seperti disajikan pada Tabel 2.1
Jenis dan Rentang Energi Radiasi
|
wR
|
- Foton
semua energi
- Elektron
dan Muon, semua energi
- Neutron
dengan energy (En) :
En ≤ 10 keV
10 keV < En ≤ 100 keV
100 keV < En ≤ 2 MeV
2 MeV < En ≤ 20 MeV
En > 20 MeV
- Proton
selain proton terpental (recoil), energy > 2 MeV
- Partikel
α hasil belah, inti berat
|
1
2
5
10
20
10
5
5
20
|
Tabel 2.1 Faktor Bobot Radiasi untuk Beberapa Jenis
dan Energi Radiasi
Mengingat faktor bobot
tidak berdimensi, maka satuan dari dosis ekuivalen dalam SI sama dengan satuan
untuk dosis serap, yaitu dalam J.Kg-1. Namun untuk membedakan antara
kedua besaran tersebut, dosis ekuivalen diberi satuan khusus, yaitu Sievert dan
disingkat dengan Sv. Sebelum digunaka satuan SI, dosis ekuivalen diberi satuan
Rem (Roentgen equivalent man) yang besarnya :
1 Sv = 100 Rem
c.
Dosis Efektif (E)
Dosis efektif adalah besaran dosis
yang memperhitungkan sensitifitas organ/jaringan. Tingkat kepekaan
organ/jaringan tubuh terhadap efek stokastik akibat radiasi disebut faktor
bobot organ/jaringan tubuh (Wt) . Dosis efektif merupakan hasil perkalian dosis
ekivalen dengan faktor bobot jaringan/organ.
Dosis efektif dalam organ T, HE yang menerima penyinaran
radiasi lengan dosis ekuivalen HT ditentukan melalui persamaan
:
HE
= wT . HT.R
Dengan
:
HE
= dosis efektif (Sv)
wT
= factor bobot jaringa tubuh
HT.R
= dosis ekuivalen organ yang menerima penyinaran (Sv)
ICRP (International
Commission on Radiological Protection) melalui Publikasi ICRP Nomor 60
Tahun 1990 menetapkan nilai wT yang dikembangkan dengan
menggunakan ‘manusia acuan’. Nilai wT untuk berbagai jenis
jaringan disajikan pada Tabel 2.2
Jenis
Jaringan / Organ
|
wT
(mSv)
|
- Gonad
- Sumsum
Tulang Merah
- Usus
Besar
- Paru-Paru
- Lambung
- Bladder
- Payudara
- Hati
- Oesophagus
- Thyroid
- Kulit
- Permukaan
Tulang
- Organ
Sisa
|
0,20
0,12
0,12
0,12
0,12
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,01
0,01
0,05
|
d. Paparan
Paparan pada mulanya
merupakan besaran untuk menyatakan intensitas sinar-X yang dapat menghasilkan
ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Berdasarka definisi tersebut, maka
paparan (X) dapat dirumuskan dengan :
X
= dQ / dm
dengan dQ adalah
jumlah muatan electron yang timbul sebagai akibat interaksi antara foton dengan
atom-atom udara dalam volume udara bermassa dm. besaran paparan ini
mempunyai satuan Coulomb per kilogram-udara (C.Kg-1)
dan diberi nama khusus roentgen, disingkat R.
e.
Dosis Koleltif
Dosis kolektif adalah dosis ekivalen
atau dosis efektif yang digunakan apabila terjadi penyinaran pada sejumlah besar
populasi peduduk. Penyinaran ini biasanya muncul akibat kecelakaan nuklir atau
kecelakaan radiasi. Simbol besaran untuk dosis kolektif adalah ST dengan satuan
sievert-man (Sv-man).
Dosis ekivalen/dosis efektif yg
dipergunakan apabila terjadi penyinaran pada sejumlah besar populasi
(penduduk). Penyinaran ini biasanya muncul apabila terjadi kecelakaan
nuklir/radiasi. Dalam hal ini perlu diperhitungkan distribusi dosis radiasinya
dan distribusi populasi yg terkena penyinaran.
S = p x H
Keterarangan :
H= Dosis ekivalen
p= jumlah populasi (penduduk)
H= Dosis ekivalen
p= jumlah populasi (penduduk)
f.
Kerma
Dalam hal radiasi
ionisasi langsung, seperti misalnya sinar-X dan netron cepat, kadang-kadang
kita berkepentingan dengan energi kinetik awal dari partikel-partikel penyebab
ionisasi utama (fotoelektron, elektron Compton, atau pasangan positron-negatron
dalam kaitannya dengan radiasi foton dan inti yang terhambur sehubungan dengan
netron cepat yang dihasilkan melalui interaksi radiasi insiden per satuan massa
medium yang berinteraksi. Kuantitas (besaran) ini disebut sebagai kerma, dan
dalam satuan SI diukur dalam satuan joule per kilogram, atau gray (atau dalam
sistem satuan sebelumnya dalam rad).
Kerma menurun secara
kontinu bersama dengan bertambahnya kedalaman dalam medium penyerap, karena
dosis yang diserap meningkat bersama bertambahnya kedalaman karena densitas
partikel-partikel penyebab ionisasi utama dan ionisasi sekunder yang dihasilkan
juga meningkat, sehingga dicapai suatu nilai maksimum. Setelah nilai maksimum
itu, dosis yang terserap menurun bersama dengan menurunnya kedalaman secara
kontinu. Dosis maksimum yang terjadi pada suatu kedalaman hampir sama dengan
jangkauan maksimum partikel-partikel penyebab ionisasi utama (primer).
Why do sports toto
BalasHapusBut if you love horse racing betting, and want to try it, you 토토사이트 can make the right bet here at Sporting News. Here's why, in a nutshell, it's free!